Juli 08, 2012

FUTURISTIK STYLE for Studio Perancangan Arsitektur 1


Memory untuk perjalanan saya, mesukseskan Tugas Besar Perancangan Arsitektur 1.
Tugas Studio Perancangan Arsitektur adalah tugas yang memakan waktu untuk sebuah ide dan konsep, dalam tugas besar ini saya di minta untuk merancang sebuah “ COUNTER HANDPHONE “. Dengan ukuran bangunan 30 m2.
 



Awal mula, saya mulai memirkan sebuah ide yaitu penggabungan bentuk dasar antara balok dengan segitiga, karena diminta untuk bermain main dengan bentuk dan hasilnya sebuah balok saya tumpuk dengan 3 segitiga yang tingginya berbeda. menemukan tema yang futuristik.

1.    SITEPLAN

BEFORE
 

Sebuah siteplan yang saya rancang, bangunan ini menghadap ke arah selatan dengan menghadap ke arah jalan, yaitu akses yang utama. Disamping bangunan terdapat pasar serta cafe dan hunian.

AFTER
 

Hasil akhir dengan warna, untuk menunjukkan suasana warna merah untuk bangunan, serta ada batuan alam, dan warna hijau untuk tanaman, warna hijau menonjol terkesan keseukan dalam lingkungan bangunan.

2.    LAYOUT

BEFORE
 

Layout, menunjukkan suasana dalam bangunan, yang tampak dari atas.

AFTER
 

Suasana dalam bangunan warna biru menujukkan suasana yang nyaman untuk lantai, serta warna muda untuk kamar madi. Pilihan warna soft agar menunjukkan suasana yang lebih nyaman.

3.    DENAH

BEFORE
 

Denah ini berukuran 64 m2, dengan panjang 8,00 m dan lebar 8,00 m. Denah ini saya buat lebih besar karena lahan 1 m untuk sirkulasi. Terdapat ruang pembeli, ruang penjual, gudang, kamar madi, ruang tunggu mandi serta lahan parkir.
AFTER
 

Ini adalah akhir dari karya saya untuk sebuah denah, dengan hasil finishing warna. Hanya ada beberapa perabot, yang hanya berfungsi keperluan sebuah counter.

4.    TAMPAK DEPAN

BEFORE

Tampak ini tertuang ide dari sebuah handphone blackberry, dimana bangunan ini dari kelihatan jauh dan dari akses utama, bisa paham bahwa bangunan ini adalah counter, serta menara yang mencerminkan sebuah tower ( futuristik )

AFTER
 

Finishingnya, warna depan saya pilih hitam gothic, seperti warna asli blackberry, serta bangunan berwarna biru, untuk menunjukkan suasana yang nyaman.

5.    TAMPAK SAMPING

BEFORE
 

Tampak sampingnya memakai ornamen batuan alam, dengan simbol dari blackberry di tengahnya, dan tampilan jendelanya yang saya terapkan dari tampilan menu dari blackberry.

AFTER
 

Batuan saya pilih warna abu – abu, warna hitam untuk simbolnya. Terkesan bahwa yang menonjol adalah lambangnya sehingga dari kejauhan nampak dominan.

6.    POTONGAN A


Potongan A ini menunjukkan suasana dalam dengan pilihan warna yang cerah yang menjadikan suasana yang ceria, serta terdapat seorang pembeli, dengan perlengkapan perabot.


7.    POTONGAN B

 
Potongan B ini, menjelaskan suasana samping, yang terdapa  kamar mandi dengan unsur warna yang soft sehingga nuansanya nyaman dan terlihat bersih.

8.    INTERIOR

interior ini lebih menunjukkan suasan yang sangat detail, dengan warna yang terang.

9.    DETAIL ARSITEKTUR

Ornamen di atas bangunan ini, adalah salah satu detail arsitektur yang saya pilih karena, ornamen ini,sangat dominan, karena dari aspek utama sudah terlihat, seperti tower yang menjulang tinggi. ini adalah bagian yang sangat saya sukai, bertamakan futuristik.

10.    PERSPEKTIF


Untuk yang terakhhir, saya menggambar Perspektif Mata burung, disini saya menampilkan bangunan dan suasana di lingkungan sekitar. Tema Futuristiknya terdapat pada tumpukan atap yang tingginya beda serta, ornamen towwer yang menjulang tinggi.

Sekian untuk memperkenalkan desain saya, untuk Perancangan Arsitektur 1, desain ini mungkin jauh dari sempurna, tetapi desain saya sudah terlihat di mata orang lain bahwa sudah menampakkan sebuah counter. Bukan hal sempurna, tetapi menyalurkan suatu ide agar orang lain paham, adalah hal yang terpenting.

Juli 04, 2012

MUSEUM GAJAH DJAKARTA Antara TRADISIONAL dan ARSITEKTUR ROMANTISM



MUSEUM GAJAH DJAKARTA
    Saya tertarik dengan cerita tentang Museum Gajah yang berada di Kota Jakarta, tempatnya dekat dengan monumen nasional, bila naik busway turun di terminal harmony. Bila saya amati, dengan keterkaitan arsitektur, museum ini mengusung tema “ Arsitektur Romantism “.

 
        Arsitektur Romantism adalah gerakan kompleks dalam seni dan sastra, yang melibatkan unsur emosi sehingga menyebabkan unsur klasik,  saya melihatnya terdapat  pilar – pilar besar, dan bangunan ini cukup tinggi, serta atap dengan unsur siluet klasik.





    Suasana diluar museum  ini, penataan nya sangat berkesan seperti gaya gothic dan ionic, sehingga terkesan bahwa bangunan ini menyampaikan unsur seperti opera, yang menampilkan tingkatan, sebenarnya ini adalah jalan  menuju sebuahh taman.

    Suasana di dalam setelah pintu masuk, membuat saya seperti berdiri di bangunan megah, bukan di indonesia tapi seperti berada di benua eropa. Unsur klasik ini kental, puluhan pilar – pilar berjejeran, dan juga berpuluhan arca ditempatkan, ini seperti penggabungan anatara gaya eropa dan budaya indonesia.

            Suasana dalam yang menunujukkan kemegahan




    Di sudut suasana interior ini, susananya kental dengan unsur tradisional klasik dan modern museum, melihat pintu masuk seperti masuk kedalan candi karena terdapat ukiran, tetapi setelah masuk kedalamnya, terlihat kesan yang sangat modern, terkesan mewah dengan penataan lampu dan kaca.


    Susana interior lain, seperti peninggalan budaya indonesia, museum ini tetap mempertahankan kesan budayanya sesuai dengan peninggalan masing masing, seperti unsur lantai yang masih kuno, serta atap plafon yang masih terdapat siluet garis di pinggirnya.
   
    Ini adalah sudut dari interior, dimana terdapat kaca kaca besar yang view nya bisa melihat ke taman, dan jalan raya Jl. Medan Merdeka Barat.

    Dalam museum gajah ini, saya sangat tertarik dengan unsur jendela kuno yang masih dpertahankan, walaupun mengusung tema arsitektur romantism, tetapi masih juga mengandalkan unsur tradisional budaya jawa, unsur ini sangat terkesan elegant, dan saya sangat tertarik dan terkesan dengan jendela ini.
    Inilah cerita pengalaman saya, di Museum Gajah Jakarta. Indonesia memang kaya akan kebudayaan, walaupun banyak tema, yang sangat unik, tetapi harus mempertahankan suasana kebuayaan indonesia. Ini seharusnya menjadi nilai terpenting,, untuk tema arsitektur indonesia.

Juni 10, 2012

Arsitektur Klasik Eropa
 1. Arsitektur Yunani
• Stylika
Mengekspos kolom dan balok bangunannya (base,saft,capital) dengan tiga aliran Order: Dorik, Ionik, Korintien.
Arsitektur Order Dorik mempunyai kolom yang gemuk (perbandingan diameter dibanding tinggi kolom tidak terlalu besar). Kolom Dorik bisa berdiri tanpa base. Sementara kolom tiang Ionik memiliki ukuran sekitar 9 kali diameter terkecil, jadi lebih langsing,dengan pola hiasan, berupa lengkungan-lengkungan spiral (volute) dari kepala atau capital Ionic.Hal ini mendapat inspirasi dari bagian-bagian tanaman (floral) dan binatang (fauna).
• Geometrika
Komposisi bentuk arsitektur dengan order simetris. Bentuk denah umumnya segi empat.
• Tektonika
Saat itu konstruksi kuda-kuda (segi tiga) belum dikenal, sehingga semua bagian bangunan terbuat dari batu dibentuk menjadi kolom dan balok) Pada jaman ini, dinding juga terbuat dari batu dengan sistem konstruksi rektangular, yaitu batu disusun setelah di¬bentuk menjadi blok-blok segi empat.
Pada jaman itu budaya tinggi Yunani telah mempelajari pengaruh optik terhadap pandangan sebuah bangunan. Karena pengaruh optik pada mata manusia, sudut pandang dan jarak antara yang memandang dengan bangun¬an atau bagian bangunan yang dipandang ter¬jadi ilusi yaitu perbedaan antara kenyataan dengan yang terlihat.
Kesimpulannya pada zaman ini telah menerapkan ilmu fisika dan tektoon( Akustik, pengaruh optik mata, sistem struktur dan bahan bangunan batu, dll).

2. Arsitektur Romawi
• Stylika
Tiga order Yunani yaitu Dorik, Ionik, Korintien sebagai dekorasi. Selain itu dibangun atas dasar logika horisontal – vertikal (Yunani) dan
penggunaan bentuk lingkaran atau lengkung, kemudian
kubah/dome (Partheon). Bidang depan bentuknya segi empat, mendekati bujur sangkar. Di dalam dinding pelengkung terdapat relief “pendewaan” pada Titus. Selain itu terdapat relief menggambar-kan penaklukan Jerusalem oleb Roma. Di depan dan belakang, masing-masing terdapat empat kolom model Korintien, berfungsi se-penuhnya sebagai hiasan.
• Geometrika
Bentuk denah berkembang dari bentuk segi empat.
• Tektonika
Bearing wall dengan Bahan semen sebagai perekat pada dinding. Kolom-kolom dan bagian atas monumen ditumpu oleh pedestal, lengkap dengan cornice dan base-nya, di kiri dan kanan mengapit bagian bawah dari pelengkung. Berdasarkan rekonstruksi, di semacam pelataran tetapi kecil yaitu bidang datar terbentuk di atas entablature.
3. Arsitektur Kristen Awal
• Stylika
Menggunakan order yunani yaitu Dorik, Ionik, Korintien sebagai dekorasi namun menggunakan order romawi sebagai proporsi.
Pada dinding di depan altar terdapat triumphal arch berbentuk melengkung dan ini merupakan klimaks.Lantai memiliki motif rumit dengan warna putih,kelabu,dan bahan yang digunakan adalah marmer.Kolom pada apse berbentuk kubah dan terdapat gambar-gambar kristus,dewa,dan sebagainya.
• Geometrika
Denahnya berbentuk pengembangan segi empat (Basilika) yang berkembang menjadi bentuk salib, sementara letak kubah berada di diperpotongan salib tersebut.
Pintu dan jendelanya pun berbentuk segi empat dengan bagian atas melengkung(setengah lingkaran).
• Tektonika
Kontruksi atap tidak lagi menggunakan pelengkung dan kubah,namun sudah mengembangkan konstruksi kuda-kuda kayu, selain itu bentang ruang lebih lebar,sehingga ruang terkesan menjadi luas.
Sebagian besar bangunannya memiliki dinding yang terbuat dari batu bata,dinding bagian dalam terdapat gambar lukisan.

Juni 06, 2012


Sarah Brightman

Sarah Brightman performing at the World Athletics Championships 2007 in Osaka
Background information
Born 14 August 1960 (age 51)
Origin Berkhamsted, Hertfordshire, England
Genres Classical crossover, operatic pop, symphonic rock, symphonic metal, pop, new age, rock, dance, electronica, techno, folk
Occupations Singer, actress, songwriter, dancer
Instruments Vocals, piano, keyboards
Years active 1976–present
Labels A&M (1993)
East West (1995–2001)
Angel/EMI (1997–2007)
Manhattan/EMI (2008–present)
Website www.sarah-brightman.com

Sarah Brightman performing at the World Athletics Championships 2007 in Osaka
Background information
Born 14 August 1960 (age 51)
Origin Berkhamsted, Hertfordshire, England
Genres Classical crossover, operatic pop, symphonic rock, symphonic metal, pop, new age, rock, dance, electronica, techno, folk
Occupations Singer, actress, songwriter, dancer
Instruments Vocals, piano, keyboards
Years active 1976–present
Labels A&M (1993)
East West (1995–2001)
Angel/EMI (1997–2007)
Manhattan/EMI (2008–present)
Website www.sarah-brightman.com
Sarah Brightman (born 14 August 1960) is an English classical crossover soprano, actress, songwriter and dancer. She is famous for possessing a vocal range of over 3 octaves.[1][2] She sings in many languages including English, Spanish, French, Latin, German, Italian, Russian, Hindi, Mandarin Chinese and Japanese.[3]
Brightman began her career as a member of the dance troupe Hot Gossip and released several disco singles as a solo performer. In 1981, she made her West End musical theatre debut in Cats and met composer Andrew Lloyd Webber, whom she married. She went on to star in several Broadway musicals, including The Phantom of the Opera, where she originated the role of Christine DaaƩ. The Original London Cast Album of the musical was released in CD format in 1987 and sold over 40 million copies worldwide, making it the biggest-selling cast album of all time.[4]
After retiring from the stage and divorcing Lloyd Webber, Brightman resumed her music career with former Enigma producer Frank Peterson, this time as a classical crossover artist. She is often credited as the creator of this genre and remains among the most prominent performers, with worldwide sales of more than 30 million records and 2 million DVDs, establishing herself as the world's best-selling soprano of all time.[5][6][7] Her duet with the Italian tenor Andrea Bocelli, "Time To Say Goodbye", topped charts all over Europe and became the highest and fastest selling single of all time in Germany, where it stayed at the top of the charts for fourteen consecutive weeks and sold over 3 million copies.[8][9] It subsequently became an international success selling 12 million copies worldwide.[10] She has now collected over 180 gold and platinum sales awards in 38 different countries.[11] In 2010 she was named by Billboard the 5th most influential and top-selling classical artist of the 2000s decade in the US.[12]
Brightman is the first artist to have been invited twice to perform at the Olympic Games, first at the 1992 Barcelona Olympic Games where she sang "Amigos Para Siempre" with the Spanish tenor Jose Carreras with an estimated global audience of a billion people, and sixteen years later in Beijing, this time with Chinese singer Liu Huan, performing the song "You and Me" to an estimated 4 billion people worldwide.[13] Since 2010, Brightman is Panasonic's global brand ambassador. Together they launched the song "Shall Be Done" at the 2010 Winter Games held in Vancouver, Canada.[14] Brightman is the element of union in Panasonic's signing of Strategic Partnership Agreement with the UNESCO World Heritage Centre, as she stars the campaign "The World Heritage Special" that is being aired on the National Geographic Channel in 183 countries and areas.[15]
In early 2012 Brightman was appointed as the UNESCO artist for peace for the period 2012–2014 for her “commitment to humanitarian and charitable causes, her contribution, throughout her artistic career, to the promotion of cultural dialogue and the exchanges among cultures, and her dedication to the ideals and aims of the Organization”.[16]
In 2012 In conjunction with Virgin Galactic, The Brightman STEM Scholarship program (science, technology, engineering, and mathematics) was launched. It will help young women in the US pursue STEM education across their four year college careers.[17]
Apart from music, Brightman has begun a film career, making her debut in Repo! The Genetic Opera (2008), a rock opera-musical film directed by Darren Lynn Bousman, and in autumn 2011 and early 2012 Stephen Evans' "First Night", starring opposite Richard E. Grant.[18][19] In addition, she formed her own production company, Instinct Films, where her first film is in pre-production.[20] Brightman is the world's richest female classical performer with a fortune of £30m (about US$49m).[21]